Saturday, February 12, 2011

Nagging Rhapsody

Kata orang di dunia ini ada dua jenis orang. Jenis pertama adalah orang yang membawa kebahagiaan ke manapun mereka pergi, yang satunya lagi, kapanpun mereka pergi. Lalu gua termasuk jenis yang mana? Silakan anda sendiri menilai namun gua cukup yakin, kalau penilaian itu akan sama dengan penilaian gua terhadap anda, maksudnya kalau anda mengangap gua jenis yang pertama, kemungkinan besar gua juga menganggap anda orang jenis pertama dan sebaliknya. Mengapa? By nature, gua merasa bahwa semua tindakan, tingkah laku gua adalah sebuah reaksi. Gua bakal jadi medok kalau ngomong sama orang medok (sehingga terkadang mencoba sering ngobrol dengan tetangga sebelah kantor yang orang Inggris, biar aksen gua jadi British), hormat dengan orang yang menghargai gua, geje sama si tukang geje sama gua, menel sama orang yang menelin gua .

Bukan contoh yang baik, karena waktu kecil dulu, gua pernah diajari kalau Tuhan Yesus berkata “Apabila ditampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu ditampar”. Namun guru SD gua memberikan suatu tambahan yang sampai saat ini masih gua ikuti, “tapi kaki nendang.” Karena itu kalau anda nanya gimana kelakuan gua, hampir pasti orang2 di sekeliling gua bakal bilang gua orang galak, tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan.

Well, memang, by nature, gua adalah tipe orang yang gak akan memperlambat langkah saat berjalan di jalanan kecil dan melihat empat orang berjalan berjejer menutupi jalan dari arah berlawanan. Gua adalah orang yang suka memberikan sumpah serapah buat supir bis yang ninggalin gua walau sudah melihat gua berlari sekencang2nya menuju halte (dan gua mungkin orang yang paling senang kalau kejadian yang sama menimpa orang lain dan gua ada di dalam bis).

Gua mungkin dibesarkan bukan di tengah keluarga raja, tapi di keluarga biasa yang selalu dijadikan alas kaki para raja (dari lagu \Rif, Radja). Dan mungkin sedari kecil gua bertekad tidak mau menjadi seperti itu lagi atau naik pangkat sehingga gua benar2 seorang penjilat yang buruk dan sukar memuji jadi kalau gua bilang preman solo di sebelah itu ganteng, itu karena menurut gua dia benar2 ganteng . Maka tatkala gua mendapat tawaran menjadi seorang budak student dengan gaji singapur dolar, gua menerimanya tanpa berpikir panjang. Gua juga minta maaf kalau jiwa sosial gua kurang, meskipun seorang teman telah membanjiri renungan harian setiap hari yang umumnya mengajak kita untuk saling menolong, tapi sulit buat gua, mungkin karena gua sering menganggap menolong = menjadi alas kaki sehingga gua membatasinya untuk menolong seseorang yang ‘membayar’ gua alias my boss, ‘he has the authority on me’. Contoh lain, free food (gua sering bilang, ‘well, karena gratis jadi gua gak punya hak buat komplain’) dan anda bisa tahu gimana sebenarnya kualitas free food itu.

Sebenarnya gua bukan sama sekali gak mau menolong, gua senang menolong, tapi tentunya bukan hal yang berlebihan kalau gua berharap pernyataan minta tolong itu diakhiri dengan titik atau tanda tanya, bukan tanda seru. Gua rasa juga bukan hal yang berlebihan kalau gua yang menentukan gimana cara gua mau menolong (Misal: Eh, lu nggak ada kerjaan kan, bantuin gua pindahan dong, barangnya belum gua pack sih, Ntar kalau lu ada kardus2 gitu bawa ya, buat packing, terus kita pindahan, jalan kaki aja, gak jauh kok, cuma 3 bus stop. Lu juga udah biasa jalan kan? Lalu saat pindahan ada kata2 ini “Ah, elu sih gak bawa kardus, jadi kan kita mesti bolak balik”).

Hal lain yang gua pelajari dulu adalah kata2 ini “Man of his words”, dan gua selalu berusaha untuk menjadi salah satunya. Namun kata2 itu memiliki kekurangan besar yaitu hanya mencakup separuh populasi bumi. Gua semakin merasa bahwa pencetus kata2 itu adalah golongan separuh populasi bumi lainnya. Satu contoh jelas adalah OTP, on time performance yang banyak ditampilkan di situs airline. Well, gua kadang merasa dalam kehidupan manusia, OTP hanya ada pada golongan yang terikat kata2 tersebut, di mana gua salah satunya (karena itu juga gua semakin yakin bahwa preman solo itu adalah ‘man’ karena he she is indeed MAN of his her word. Entahlah, mungkin gua orang nganggur yang punya banyak waktu luang juga. Entahlah, setiap orang memang ada masalahnya sendiri2.

Gua tahu gua bukan orang baik juga, gua nggak bersihin rumah sesuai jadwal ibu kos gua *ups. gua gak bilang ke si OI bos gua itu kalau gua nggak bisa ketemu kemarin gara2 gua mau nyari makanan gratis di tempat bos baru gua sampai beberapa menit sebelumnya. Mungkin yang gua bilang berlebihnan, mungkin orang lain bertindak juga berdasarkan cara gua bertingkah laku dengan mereka, seperti yang gua bilang tadi. Who knows?

Sekian.

No comments:

Post a Comment