Wednesday, June 08, 2011

WC Umum

Untuk soal pekerjaan, mungkin salah satu kerjaan yang paling enak terutama buat para Cina itu adalah wiraswasta. Jadi bos atas diri sendiri, nggak ada bos yang dengan setia ngatur dan marah2, malah sebaliknya kitalah yang menjadi si pengatur dan tukang marah2 itu. Tetapi yang namanya kerja, ya ada untung ruginya juga, pertama kerjaan begini perlu modal, kecuali anda lahir di keluarga yang hartanya gak habis dimakan 7 turunan, ini bakal jadi masalah utama. Kedua, ya itu, harus kerja keras dalam jangka waktu yang lama. Beda dengan kerjaan sekarang di mana kalau ngeslack dampak utamanya ya kena marah, di sini kalau ngeslack berarti ga dapet uang, simpel. Dan factor waktu juga yang bikin kebanyakan wiraswasta sukses itu sudah mendekati usia senja, istilahnya muda kerja paksa tua kaya raya, sedikit berbeda dengan cita2 awal: muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga . Ketiga seluruh resiko harus ditanggung sendiri, kalau bangkrut dan bernasib seperti keluarga cemara, ya mau bagaimana lagi. Keempat, tentu saja berurusan dengan orang2 dunia hitam seperti kepala preman yang berdomisili di blok 685B itu .

Meskipun demikian karena Cina bukan berarti gua nggak pernah berpikir jadi wiraswasta, pekerjaan termudah: jaga warung. Masalahnya: warungnya nggak ada. Lalu untuk mulai ada satu pertanyaan besar: warung apa yang harus dijaga biar bias untung besar, gak perlu kerja keras, dan akhirnya bias punya harta cukup buat 7 turunan. Well, seorang teman pernah bilang, jualan yang paling menguntungkan dan hal2 seperti di atas dapat tercapai dalam waktu kurang dari setahun itu cuma dua: narkoba dan cewek. Paling menguntungkan dan paling besar resikonya. Dan karena salah satu komponen cita2 gua adalah “mati masuk surga” maka pilihan ini tidak pernah gua pikirkan untuk dicoba.

Pilihan lain, buka toko elektronik atas saran dari seorang tetangga sebelah yang orang tuanya sukses membuka toko elektronik di Indo, sayang anaknya terjerumus cinta dengan seorang Korea dan sempat terperangkap dalam dunia phd meskipun akhirnya bisa melarikan diri . Well, tapi pastinya modalnya besar dan apa yang gua punya sekarang nggak akan cukup sehingga terpaksa masih harus berkutat lagi di dunia ‘riset’ untuk menambah modal. Ide sudah ada, bikin toko elektronik swalayan, ada jasa delivery dan barangnya disusun seperti di IKEA, sehingga semua orang dari pintu masuk sampai ke kasir melewati semua jenis barang elektronik yang ada, ibarat berjalan di museum, satu lajur saja. Di depan ada tukang jual makanan, terutama bakso (pakai mie, bukan selai stroberi biar gak dituntut karena ikut2an IKEA, lagian sepertinya gak akan laku). Menarik juga kalau dipikir2.

Pilihan lain yang sempat dipikirkan dengan serius beberapa bulan lalu, sesuatu yang akan lebih banyak berurusan dengan preman anak buah tetangga sebelah, yaitu juragan angkot. Hal ini sepertinya pernah dibahas di post sebelumnya, Mungkin yang menjadi inspirasi adalah sinetron “Angkot Haji Imron” waktu jaman gua masih “muda” dulu. Hanya dengan 6 angkot, bahkan salah satu keneknya budeg, bisa survive. Modal seharusnya lebih sedikit dari toko elektronik ditambah ini kan usaha bersama dengan para calon pemegang saham lain, sehingga lebih feasible. Sayangnya angkot udah terlalu banyak, kalau anda ke sebuah kota yang bernama Bogor, anda bakal melihat di jalanan, dari 5 mobil yang melintas, 4 di antaranya angkot, dan hanya 2 angkot itu yang isinya penuh, jadi saingan sudah banyak.

Akhirnya, calon pekerjaan yang menarik muncul di kepala, apa itu? Bikin “WC Umum”. Hah? Yang bener aja lu? Iya, bener, kalau dipikir2 keuntungannya benar2 bisa dibuat list. Begini:
1. Ini panggilan alam, you have no other option.
2. Sering terjadi, anda beli TV, dalam 5 tahun ke depan belum tentu anda beli TV lagi, tapi kalau anda ke WC, 2 jam kemudian pasti udah kebelet lagi.
3. Mudah diurus, bahkan di Indo, seandainya anda bilang “kalau WCnya disiram, diskon 10%; bantu siram WC yang sebelumnya ga disiram diskon 20%”, niscaya itu WC gak bakal kotor2 amat.
4. Coba hitung, kalau buka 8 jam dan setiap jam ada 50 orang ke WC dengan ditarik biaya 1000 perak, dalam sehari anda dapat 400.000. Berarti omzet anda sebulan (kalaupun weekend libur) sekitar 8 juta. Dikurang ongkos bersihin, air, dan yang lainnya, niscaya 6 juta masih ada. Kalau WC anda punya 20 cabang, angka itu adalah 120 juta.
5. Untung itu bakal lebih gede kalau airnya anda daur ulang, bilang aja ‘ramah lingkungan’ dan nggak bakal ada yang komplain soal itu. (well, kalau anda mendaur ulang air cuci tangan ya gak perlu diumumin)

Dengan cara itu ditambah inovasi2 menarik, misal pasang speaker yang senantiasa menyetel lagu2 mellow, jualan tisu basah buat menambah penghasilan sepertinya menjadi bos WC umum bukan sesuatu yang mustahil. Tertarik?

Sekian.