Monday, February 28, 2011

Es potong Singapur

Di lampu merah depan Taka bagian ujung, di sekitar patung singa, di belakang Bugis Street, di deket parkiran sepeda Boon Lay MRT, di jalanan kecil belakang gereja katolik di Boon Lay, di lorong2 ‘ganjil’nya Geylang, terkadang di lapangan basket deket rumah kalau lagi beruntung. Lalu apa kesamaan dari tempat2 ini di mata anda? Di mata gua, kesamaannya adalah saya bisa melihat sesuatu yang indah khusus lorong ‘ganjil’nya Geylang, ada bonus hal ‘indah’ lainnya . Bagi lidah gua artinya tersaji makanan lezat yang enak disantap kala suhu luar di atas 30 derajat akibat pemanasan global. Bagi dompet gua, hal ini berarti berkurangnya uang logam sedolar, dan bagi perut gua, artinya diet gua hari ini gagal.

Inilah hidangan pertama gua kala gua pertama kali menginjakkan kaki di Orchad, sebelum akhirnya menuju ke foodcourtnya Taka untuk beli nasi goreng (dan berkomentar sendiri, aduh, jauh2 ke Singapur kok makannya nasi goreng, ini sih di depan rumah juga malem2 suka lewat). Begitulah pertama kali gua berkenalan dengan yang namanya es potong, si little miss trobule menyebutnya ‘es potong singapur’, si orang medok menyebutnya ‘es krim uncle’, sesuatu yang mungkin akan menjadi dagangan yang wajib ada di depan sekolah kalau di Indo.

Ada lagi, tidak seperti es tung2 yang rasanya seragam, biaanya hanya ditambah irisan buah nangka yang selalu gua buang, di sini rasanya bermacam2, dan dapat dipilih sesuai selera. Favorit gua chocolate chips dan mocca (terkadang beli yang blueberry, yang chocolate menurut gua ngga seberapa enak. Big no buat rasa duren). Dilengkapi dengan sehelai roti dan selembar plastik demi kebersihan karena orang Singapur ga doyan sama kuman.

Dan tahukah anda, gua dulu pernah jalan2 ke orchard hanya demi beli makanan ini, meskipun kemudian menjadi jinak akibat ketersediaan es murah 2 dolar dapet 3 di prime atau shengsiong. Dan tahukah anda, di suatu hari para peserta amazing race pernah jadi tukang dagangnya di daerah Bugis sono dan juga kalau uncle2 itu ternyata diorganisir oleh sindikat mafia yang berkantor pusat di Pasar Klewer di bawah pimpinan seorang geje tetangga sebelah.

Anda boleh bilang gua orang aneh, maniak es potong, padahal di supermarket deket rumah aja ada jual, kenapa gak mau beli sendiri.. well, tapi memang kalau uncle2 yang bikinin itu pasti ada yang BEDA! Percayalah, lagipula saya ingin menyumbang kepada sindikat tetangga sebelah itu. Dan setelah sekian lama tidak merasakan kenikmatannya, akhirnya kemarin, dengan patung besar di daerah Bugis (entah patung siapa itu) sebagai saksi bisu, gua bisa membeli dan menikmatinya kembali. Es potong singapur, buah karya uncle2 (yang rada jorok, karena kemarin gua ngga dikasih plastik). Well, bagi pemegang KTP biru keluaran NKRI seperti gua, berani kotor itu baik (seperti yang selalu didengungkan oleh Rinso) dan semakin kotor, semakin enak. Dan memang benar, tekstur dan kelembutannya, rotinya, dinginnya, rasanya.. It is simply PERFECT :)

Sekian.

Saturday, February 26, 2011

Bang SMS

Ada untungnya juga gua setia dengan HP Nokia gua yang berbentuk buka tutup ini. Setelah pernah bermasalah karena sering ngehang, mungkin karena M1 terlalu pelit untuk masang pemancar di tempat kerja gua sehingga 2 tahun pertama gua terisolir dari dunia luar begitu masuk ke tempat itu, tapi tidak pernah ada masalah dengan HP Nokia gua dalam hal menyimpan SMS, apapun itu, karena terkadang ada SMS khususnya dari lawan jenis yang terlalu ‘sayang’ untuk dihapus.

Namun godaan itu muncul setelah mendapat kerjaan baru, ditambah orang2 di lingkungan yang dipenuhi aura menghabiskan uang akhirnya gua membeli HP baru, si Android yang ternyata terlalu canggih buat gua pakai. Demi melanjutkan hobi gua, gua menyalin semua SMS dari HP lama gua. Tapi belum sampai 2 bulan gua nikmati, suatu bug yang tidak bertanggung jawab datang dan melenyapkan semua isi SMS gua, sehingga inbox gua kosong melompong. Tidak! Sesuatu yang Cuma pernah terjadi waktu gua beli HP baru.

Lalu, sebenarnya tidak ada curhat yang penting atau kisah baru menarik, baik dari preman Solo yang baru genap seperempat abad kemarin ataupun dari orang-orang lainnya. Gua hanya mencoba menyalin kembali beberapa SMS yang masih ada di HP Nokia lama gua tercinta, yang sudah dilenyapkan oleh sang ‘kutu’ sehingga gua masih bisa membacanya nanti. Buat kalian yang merasa mengirim SMS ini, terima kasih. (dan semoga gak keberatan kalau gua publish). Masih tersimpan dengan rapi lho.. Ok.. here we go:

----------------------------------------------------------------------------------------------
Ancur.. Jd ceritanya lu ge er bukan barusan. Huahaha.. G kan biasanya bukan jutek,g kan orang baik. Hanya sahaja suarany besar. Wakakak
=25 Mar 2008, setelah gua tanya kok tadi gua telpon suaranya kecil banget=

Thx! Sori br ada pulsa. Ttg yg momoko di koinu, mana gw tau yg mana momoko! Target utamanya kan cm kon2. Rusak benar2 pedofil dia!
=2 Okt 2008, kesan dan pesan dari film Koinu Dan no Monogatari=

Hahaha. Ada yg br ya? Baca dl ah, blog km itu sangat menghibur sy, apalg klo menghujat org itu. Iya mungkin dia tau jg klo kita slalu hujat dia.
=18 Apr 2009, setelah gua post “A nice and good hearted Korean man”=

Hah? Kok bisa dr jalur kuning? Lu kan ga tinggal disana,dun tell me sngaja ke sono? Gw di jalur ijo. Gw tgu lu di jp d.gw mao jln2 dulu di jp.tar ksh tau klo smp
=30 Mei 2009, sebelum barbeque housewarmingnya anak2 685B=

Hoho.. Sms pagi2 membangunkan org tdr aja lu.mana oleh2 buat saya?tp saya tdk kangen sm anda tuh.kucing saya jg tdk.hahaha.
=7 Sep 2009, setelah gua mendarat di Changi abis kabur ke Seoul=

Aduh rusak! Yang Acchi muite hoi?! Katanya ga suka maruko no neechan?
=13 Nov 2009, setelah nonton “10 Promises to my dog=

Payah..cowo yg tdk jantan lu ah. Masak anak cewe kecil disuruh dtg nemenin nonton yg beresny tengah mlm,disuruh plg mlm2 sdiri.kan saya takutt.
=19 Nov 2009, waktu ngajakin nonton midnight movie “Up” di JP=

Huahuahua. Mungkin jg. Parah, mlm2 malah mikirin phd comic, bknnya krj. Km khan blom 12 taun phd,jd msh smangat blum pengen libur
=14 Des 2009, setelah diskusi mengenai interpretasi salah satu PhD comic=

Hahaha,lu traktir g makan di mayim d.ntar g traktir makan kfc.
=8 Jan 2010, setelah gua komplain karena nasi goreng di resto sono ga enak=

Emang tua!! Jgn byk maunya loe!
=30 Apr 2010. menjelang saling mengucapkan selamat ultah=

Gila gpa gua dihargai kopi doank.. zlebs
=27 Mei 2010, negosiasi kompensasi akibat buruk dari novel geje gua=

Iiih ogah gua menelin loe,buang tenaga.. Loe lebih menel
=6 Agt 2010, penolakan yang menyakitkan :) =

Btw,budget terminal lmyn loh.ga lux tp bersih.ada kopitiamnya
=15 Okt 2010, satu2nya pujian yang gua tahu tentang budget terminal, ada orang lain yang bilang budget terminal mirip Radin Intan II=

I will never eat indian food anymore! Haha,. Kecuali uda die2 mau mati kelaparan baru dipertimbangkan de.. =p
=29 Sep 2010, setelah gua promo Indian Curry House di daerah East Coast=

---------------------------------------------------------------------------------------------

Sekian.

Saturday, February 12, 2011

Nagging Rhapsody

Kata orang di dunia ini ada dua jenis orang. Jenis pertama adalah orang yang membawa kebahagiaan ke manapun mereka pergi, yang satunya lagi, kapanpun mereka pergi. Lalu gua termasuk jenis yang mana? Silakan anda sendiri menilai namun gua cukup yakin, kalau penilaian itu akan sama dengan penilaian gua terhadap anda, maksudnya kalau anda mengangap gua jenis yang pertama, kemungkinan besar gua juga menganggap anda orang jenis pertama dan sebaliknya. Mengapa? By nature, gua merasa bahwa semua tindakan, tingkah laku gua adalah sebuah reaksi. Gua bakal jadi medok kalau ngomong sama orang medok (sehingga terkadang mencoba sering ngobrol dengan tetangga sebelah kantor yang orang Inggris, biar aksen gua jadi British), hormat dengan orang yang menghargai gua, geje sama si tukang geje sama gua, menel sama orang yang menelin gua .

Bukan contoh yang baik, karena waktu kecil dulu, gua pernah diajari kalau Tuhan Yesus berkata “Apabila ditampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu ditampar”. Namun guru SD gua memberikan suatu tambahan yang sampai saat ini masih gua ikuti, “tapi kaki nendang.” Karena itu kalau anda nanya gimana kelakuan gua, hampir pasti orang2 di sekeliling gua bakal bilang gua orang galak, tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan.

Well, memang, by nature, gua adalah tipe orang yang gak akan memperlambat langkah saat berjalan di jalanan kecil dan melihat empat orang berjalan berjejer menutupi jalan dari arah berlawanan. Gua adalah orang yang suka memberikan sumpah serapah buat supir bis yang ninggalin gua walau sudah melihat gua berlari sekencang2nya menuju halte (dan gua mungkin orang yang paling senang kalau kejadian yang sama menimpa orang lain dan gua ada di dalam bis).

Gua mungkin dibesarkan bukan di tengah keluarga raja, tapi di keluarga biasa yang selalu dijadikan alas kaki para raja (dari lagu \Rif, Radja). Dan mungkin sedari kecil gua bertekad tidak mau menjadi seperti itu lagi atau naik pangkat sehingga gua benar2 seorang penjilat yang buruk dan sukar memuji jadi kalau gua bilang preman solo di sebelah itu ganteng, itu karena menurut gua dia benar2 ganteng . Maka tatkala gua mendapat tawaran menjadi seorang budak student dengan gaji singapur dolar, gua menerimanya tanpa berpikir panjang. Gua juga minta maaf kalau jiwa sosial gua kurang, meskipun seorang teman telah membanjiri renungan harian setiap hari yang umumnya mengajak kita untuk saling menolong, tapi sulit buat gua, mungkin karena gua sering menganggap menolong = menjadi alas kaki sehingga gua membatasinya untuk menolong seseorang yang ‘membayar’ gua alias my boss, ‘he has the authority on me’. Contoh lain, free food (gua sering bilang, ‘well, karena gratis jadi gua gak punya hak buat komplain’) dan anda bisa tahu gimana sebenarnya kualitas free food itu.

Sebenarnya gua bukan sama sekali gak mau menolong, gua senang menolong, tapi tentunya bukan hal yang berlebihan kalau gua berharap pernyataan minta tolong itu diakhiri dengan titik atau tanda tanya, bukan tanda seru. Gua rasa juga bukan hal yang berlebihan kalau gua yang menentukan gimana cara gua mau menolong (Misal: Eh, lu nggak ada kerjaan kan, bantuin gua pindahan dong, barangnya belum gua pack sih, Ntar kalau lu ada kardus2 gitu bawa ya, buat packing, terus kita pindahan, jalan kaki aja, gak jauh kok, cuma 3 bus stop. Lu juga udah biasa jalan kan? Lalu saat pindahan ada kata2 ini “Ah, elu sih gak bawa kardus, jadi kan kita mesti bolak balik”).

Hal lain yang gua pelajari dulu adalah kata2 ini “Man of his words”, dan gua selalu berusaha untuk menjadi salah satunya. Namun kata2 itu memiliki kekurangan besar yaitu hanya mencakup separuh populasi bumi. Gua semakin merasa bahwa pencetus kata2 itu adalah golongan separuh populasi bumi lainnya. Satu contoh jelas adalah OTP, on time performance yang banyak ditampilkan di situs airline. Well, gua kadang merasa dalam kehidupan manusia, OTP hanya ada pada golongan yang terikat kata2 tersebut, di mana gua salah satunya (karena itu juga gua semakin yakin bahwa preman solo itu adalah ‘man’ karena he she is indeed MAN of his her word. Entahlah, mungkin gua orang nganggur yang punya banyak waktu luang juga. Entahlah, setiap orang memang ada masalahnya sendiri2.

Gua tahu gua bukan orang baik juga, gua nggak bersihin rumah sesuai jadwal ibu kos gua *ups. gua gak bilang ke si OI bos gua itu kalau gua nggak bisa ketemu kemarin gara2 gua mau nyari makanan gratis di tempat bos baru gua sampai beberapa menit sebelumnya. Mungkin yang gua bilang berlebihnan, mungkin orang lain bertindak juga berdasarkan cara gua bertingkah laku dengan mereka, seperti yang gua bilang tadi. Who knows?

Sekian.